Minggu, 15 Juni 2008

JAKARTA

Ukuran jalan itu tidak begitu besar namun cukup buat dilewati 2 sepeda motor jika berpapasan. Memmang kdang harus menunggu dengan berhenti dahulu apabila dari arah berlawanan ada penjual gorengan ataupun siomay yang ingin lewat. Tapi jalan itu tidak satu-satunya jalan utama yang dilewati, banyak jalan-jalan alternative lain. Bahkan ada jalan yang hanya cukup 1 tubuh orang dewasa saja jika dilewati.

Jalan-jalan itu semua saling berhubungan, jika mau dihitung bisa mencapai puluhan jalan tembus yang saling berhubungan. Ciri khas inilah yang menjadikan Jakarta sebagai Jakarta. Tidak mengalaminya seperti ada sesuatu yang kurang, di ibaratkan makanan, ” tidak enak apabila makan nasi+ikan asin tanpa sambal”.

Nikmatilah semua aspek alur kehidupan, mulai dari sosial, budaya dan sistem bangunan yang carut marut. Seperti halnya seni, jakarta akan terasa indah bila dirasakan tanpa harus dimengerti terlebih dahulu. Hutan besi, hutan beton, julukan yang lumayan tepat untuk jakarta ini. Banyak cerita, banyak kisah, banyak jalinan drama jika tertarik mengikutinya, terlibat pun tak apa jika ingin.

Guratan-guratan jejak perjalanan hidup para pejuang ada disetiap wajah, jakarta telah menggoresnya, jakarta telah menorehkan jejaknya diwajah-wajah pejuang kehidupan. Entah apa yang dicari, entah apa yang didapat. Tetapi jakarta berhasil membekas disetiap kulit wajah para pencari guratan-guratan.

Tidak ada komentar: