Minggu, 15 Juni 2008

IBU

Paras wajahnya menggambarkan ketabahan,ketegasan namun juga kelembutan. Postur tubuhnya termasuk semampai untuk ukuran wanita, kulit kuning langsat membalut sekujur tubuhnya.

Cara bicaranya terdengar penuh simpati dan sewaktu-waktu tersirat ketegasan. Jika kemarahan mendera jangan coba-coba membela ataupun mencari-cari alasan, bak seekor singa betina, auman-nya sanggup membuat diri bergetar menahan takut.

Cekatan, lincah dan penuh semangat tergambar dalam setiap gerakannya, terkadang gerakannya juga mengandung kelembutan.

Siap berkorban buat yang dicintainya adalah sifat dasarnya. Dalam hidupnya banyak sekali cita-cita yang telah diwujudkan. Semua itu hanya demi mahkluk yang dikasihi dan disayanginya.

Singa betina itu kini banyak menikmati hidupnya, mengabdi pada pencipta dan pasangannya serta buah hatinya.

Sesekali kegarangannya terlihat dan berdiri paling depan apabila ada ancaman.

Singa betina itu kini banyak berdiam diri,cita-nya hanya dipendam dalam hati sesekali diceritakan pada lain-nya, singa betina itu kini...

Singa betina itu kini menjadi singa betina yang penuh kharisma, dia akan menyerang bila diserang. Jangkauannya melebihi pikiran musuhnya.

Singa betina itu kini banyak berharap pada singa kecilnya yang harus meneruskan cita-nya. Untuk terus maju tanpa takut pada apapun kecuali pada Pencipta.

Singa betina itu hanya dapat bermunajat agar singa-singa kecilnya menjadi raja di bumi ini serta bahagia di akhirat nantinya. Hutan belantara besi bukan aral yang berarti selama singa-singa kecilnya memiliki cakar dan taring pilihan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Ibuku memang tiada duanya